Jakarta, Retinad.com – Tidak bisa dipungkiri bahwa eksistensi kehadiran Startup di Indonesia sudah mendominasi. Perkembangan lapangan pekerjaan baru ini memang sudah bergerak pesat semenjak satu dekade ke belakang.

Salah satu jenis startup yang ramai di Indonesia adalah Startup Unicorn. Masih ramai diperbincangkan hingga kini, sebenarnya apa sih pengertian dari startup ini? Jika masih belum paham, langsung saja simak ulasan selengkapnya di bawah ini!

Memahami Startup Unicorn

Unicorn startup merupakan sebuauh sebutan yang digunakan pada sebuah bisnis startup yang merujuk pada perusahaan pemula. Unicorn memiliki nilai valuasi mencapai US$ 1 miliar – yang juga setara dengan Rp. 140 triliun. 

Istilah unicorn ini pertama kali dicetuskan oleh Aileen Lee – yaitu seorang kapitalis ventura asal Amerika Serikat di tahun 2013 lalu. Berdasarkan tingkatannya, unicorn merupakan jenis startup yang paling rendah nilai valuasinya. Jika sebuah perusahaan unicorn mengalami perkembangan pesat dan nilai valuasi perusahaannya dapat menembus angka US$ 10 miliar, maka perusahaan tersebut akan naik menjadi startup decacorn.

Syarat Mendirikan Startup Unicorn, #1 – Memenuhi Kebutuhan Pasar

Untuk membangun startup unicorn, sebagai pelaku bisnis kamu harus jeli untuk melihat apa yang dibutuhkan pasar dan melihat peluang yang ada di pasar tersebut. Peluang tersebut membuat  startup yang dibangun menjadi solusi dari masalah yang dialami oleh masyarakat.

Salah satunya startup yang berhasil menjadi solusi dari masyarakat adalah GoJek. Startup yang menyajikan jasa untuk memesan jasa ojek, membelikan makanan, bahkan sampai jasa untuk membersihkan rumah.

Memiliki Visi untuk Dicapai

Mendapat keuntungan dalam bisnis adalah tujuan dari sebuah bisnis ketika dibangun. Kebanyakan orang membangun bisnis tentunya untuk mencari keuntungan. Namun. jangan sampai kamu dibutakan untuk mengejar keuntungan saja, karena hal itu tidak akan menjadi visi yang kuat untuk membangun sebuah bisnis.

Maka dari itu, kamu perlu menyusun visi yang jelas sebelum memulai sebuah bisnis. Tips agar bisnis dapat berjalan lebih kuat dalam menghadapi tantangan dan rintangan adalah menjadikan keinginan untuk membantu masyarakat sebagai visi utama. Dengan menjadikan peluang sebagai visi, kamu akan selalu punya cara untuk bertahan.

Memanfaatkan Teknologi Digital

Startup, unicorn, serta decacorn yang ada di Indonesia – seperti Gojek, Traveloka, Tokopedia, dan beberapa startup lainnya buatan anak bangsa ini merupakan contoh bagaimana perkembangan startup harus seiring dengan pemanfaatan teknologi digital.

Tidak bisa dipungkiri jika kehadiran startup tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari – yang di mana mencoba untuk memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin. Dengan menghadirkan solusi cerdas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui pendekatan berbasis teknologi, maka startup-mu akan dengan mudah dilirik oleh masyarakat.

Oleh karena itu, pastikan tampilan dan sistem startup yang dibangun mudah untuk diakses ya! Hal ini sangat penting – agar para pengguna dapat meraskan pengalaman terbaik saat mengakses website atau aplikasi melalui perangkat yang dimiliki.

Bersiap dengan Risiko yang Dihadapi

Risiko merupakan hal yang harus siap untuk dihadapi oleh setiap bisnis. Khusus pada bisnis startup, risiko kegagalan akan terjadi lebih besar. Hal ini dikarenakan tidak semua masyarakat mungkin bisa menerima produk atau jasa yang ditawarkan ketika dirilis pertama kali. 

Meski ada yang langsung diterima dan karirnya langsung bersinar, namun tidak sedikit juga yang langsung gulung tikar karena tidak diterima oleh masyarakat. Untuk itu, carilah peluang sebesar-besarnya di pasar, serta mencoba untuk mengembangkannya dengan baik. Memprediksi risiko memang bukan hal yang mudah – namun hal ini harus tetap diantisipasi ya!

Memang tidak mudah untuk membangun bisnis besar seperti startup. Namun jika kamu sudah mempelajarinya dan dapat mengemas peluang yang ada, pasti startup unicorn-mu akan cepat berkembang menjadi decacorn deh! (PRIL/RETINAD)