Digital Marketing Mar 17, 2022

Mengenal Design Thinking: Pentingkah untuk Bisnis?

Jakarta, Retinad.com – Menerapkan pola pikir yang bisnis merupakan hal yang paling penting untuk membuat bisnis menjadi lebih berkembang. Selain pola pikir bisnis, kamu juga perlu untuk menguasai design thinking – apakah sudah pernah dengar sebelumnya?

Mengenal Design Thinking: Pentingkah untuk Bisnis?

Meskipun pola pikir ini menjadi pola pikir yg sering digunakan untuk penggiat user experience atau desain grafis, pola pikir yang satu ini sangat berguna untuk perkembangan bisnismu. Yuk, simak ulasan selengkapnya di bawah ini untuk mengetahuinya!

Mengenal Design Thinking

Mengutip Interactive Design Foundation, design thinking merupakan suatu proses pemecahan masalah yang berfokus pada seorang manusia sebagai pengguna. Proses ini dilakukan oleh seorang desainer untuk pencarian masalah dan cara untuk menentukan apa yang dibutuhkan oleh user yang membantunya.

Masalah perlu dicari untuk menentukan perilaku dan keinginan dari pengguna produk yang selalu berubah dari waktu ke waktu. Itulah mengapa, design thinking melibatkan pencarian masalah dan memikirkan apa yang dapat diperbaiki sebagai langkah preventif.

Prinsip dalam Design Thinking

Melansir dari Career Foundry, terdapat empat prinsip yang dipaparkan oleh Christoph Meinel dan Harry Leifer dari Hasso-Plattner-Institute of Design, Stanford University. Keempat prinsip tersebut merupakan fokus pada manusia dan kebutuhannya, semua masalah bersifat ambigu – dapat dipertanyakan serta ditafsirkan dengan cara yang berbeda, mengatur ulang agar tetap relevan untuk kebutuhan yang diinginkan, serta aturan tangibility – yaitu dibuat senyata mungkin dapat dipahami dan tidak menghambat komunikasi.

Cara Menerapkan Design Thinking

Jika ingin menerapkan design thinking, ada beberapa hal yang harus diterapkan terlebih dahulu. Yang pertama adalah empati kepada pelanggan. Empati dapat dilakukan dengan memperhatikan, mengobservasi, serta meneliti bagaimana perilaku konsumenmu. Dengan hal ini, kamu dapat mengesampingkan asumsi yang ada dan memiliki pemahaman yang berbeda dengan melihat dari sudut pandang konsumen.

Yang kedua adalah mengumpulkan solusi. Jika sudah mengetahui masalah dari apa yang telah ditemukan, saatnya kamu menginterpretasikan masalah tersebut dan mencoba mencari solusi dari apa yang telah didapatkan. Kamu dapat melakukan brainstroming, brainwriting, dan hal-hal lainnya.

Yang terakhir adalah prototype. Mungkin kamu akan bingung, mengapa hal ini masuk ke dalam design thinking? Dengan membuat model sederhana dari solusi yang telah ditemukan, kamu akan mengetahui masalah dapat diselesaikan melalui desain yang telah dibuat.

Design thinking telah diterapkan di berbagai perusahaan besar di Indonesia, contohnya adalah AirBNB, IBM, dan UberEats. Jika kamu adalah seorang pebisnis yang sedang mengembangkan bisnismu, cobalah untuk menerapkan pola pikir ini ya! (PRIL/RETINAD)


Categories

RELATED ARTICLES

Digital Marketing Oct 04, 2021

Agar Bisnis Semakin Laris, Coba Bikin Instagram Reels


Jakarta, Retinad.com – Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan teknologi...

Digital Marketing Dec 13, 2022

Jelang Akhir Tahun, Simak 5 Ide Promo untuk Bisnismu Di Sini!


Jakarta, Retinad.com – Pekerjaan menjelang akhir tahun menjadi salah satu...

Digital Marketing Nov 01, 2022

Mengenal Dua Samudera dalam Bisnis: Red dan Blue Ocean Strategy


Jakarta, Retinad.com – Marketing menjadi salah satu hal penting dalam...

LATEST ARTICLES

Digital Marketing Feb 22, 2024

Antara Etika dan Efektivitas: Eksplorasi AI dalam Dunia Politik


Selama Pemilu 2024, partai politik dan calon presiden memanfaatkan AI...

Technology Jan 13, 2023

Capai Resolusi, SpaceX Berencana Hadirkan Koneksi Internet Starlink ke Ponsel


Jakarta, Retinad.com – Penggunaan internet di era serba maju ini...

Digital Marketing Jan 17, 2023

Punya Bisnis Kuliner? Kamu Wajib Terapkan 5 Trik ini!


Jakarta, Retinad.com – Kuliner merupakan salah satu bisnis yang cukup...

promo-special

Beriklan di Retinad?

Banyak brand telah mencoba. Raih pengunjung nyata yang memiliki daya beli, bukan sekedar kira-kira.