Agar Lebih Menarik, Yuk, Kenali 3 Teknik Story Telling dalam Marketing
Jakarta, Retinad.com – Dalam mengelola sebuah bisnis, kamu harus memperhatikan cara penyampaian yang baik agar konsumen dapat tertarik pada produk yang ditawarkan. Salah satu cara menarik dalam menyampaikan pesan pada konsumen adalah dengan menyajikannya dengan story telling.
Menyampaikan dengan story telling merupakan salah satu skill marketing yang sudah harus dimiliki oleh seorang pebisnis. Apa sih manfaat dan tujuan dari story telling dalam marketing ini? Agar dapat menerapkannya dengan baik, yuk kenali tekniknya di bawah ini!
Apa yang Dimaksud Story Telling dalam Marketing?
Sebagai seorang marketer, kamu harus mengetahui cara terbaik untuk memasarkan produkmu. Agar pelanggan tertarik dengan merekmu, kamu harus menyampaikan produk dengan baik di depan umum. Story telling dalam marketing akan membuatmu mendongeng kepada konsumen, sehingga audiens larut dalam cerita mengenai produkmu.
Salah satu skill yang harus dimiliki untuk menyampaikan story telling dalam marketing adalah dengan mempresentasikan produkmu melalui public speaking. Untuk mengimbanginya, kamu juga harus memahami karakter audiens dengan gaya bicara dan intonasi yang sesuai dengan audiens tersebut. Bahkan, kamu juga bisa menggunakan alat bantu untuk mempresentasikannya agar lebih baik.
3 Teknik Menyampaikan Story Telling
Ada beberapa teknik dalam story telling marketing yang dapat diterapkan. Di antaranya adalah:
-
Teknik Monomyth
Teknik yang pertama adalah Monomyth. Monomyth diperkenalkan oleh Joseph Campbell. Monomyth merupakan teknik yang akan menceritakan produkmu sebagai pahlawan dalam hidup konsumen atau audiens. Sehingga, pahlawan yang diibaratkan sebagai produkmu ini memberikan manfaat dan dapat menyelamatkan konsumen dari beragam masalah yang dihadapi. Teknik ini akan berisi konten inspiratif, di mana kamu akan bercerita mengenai produkmu dari awal hingga sukses seperti saat ini.
-
Teknik Sparklines
Teknik kedua dalam story telling dalam marketing adalah teknik yang digunakan untuk menceritakan perbedaan antara realita, harapan, dan ekspektasi, serta langkah apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut. Bercerita dengan teknik ini memerlukan pemertaan dan struktur cerita yang sesuai dengan kejadian nyata, sehingga dapat memengaruhi audiens secara emosional dan mengikuti solusi yang ditawarkan.
-
Teknik Start False
Teknik terakhir dalam story telling adalah Start False. Teknik ini menceritakan sebuah cerita tentang produk dari sebuah kegagalan. Dari kegagalan inilah akhirnya tercipta sebuah inovasi. Untuk melakukan teknik ini, kamu harus memastikan bahwa produk yang dijual oleh bisnismu memiliki nilai perjuangan dan sebuah temuan inovatif. Sehingga, audiens yang memiliki masalah serupa denganmu dapat menggunakan bisnis ini dengan baik.
Itulah hal mengenai teknik story telling marketing yang perlu diketahui untuk membuat bisnismu semakin melejit. Apakah sudah terbayang olehmu? Jika sudah, teknik mana yang sekiranya sesuai dengan produk bisnismu? RETINAD bisa membantumu menyebarkan story telling marketingmu melalui ads placement, lho! Jika tertarik untuk bekerja sama, langsung saja hubungi kontak yang tertera di laman ini ya! (PRIL/RETINAD)