Jakarta, Retinad.com – Permasalahan yang saat ini dihadapi oleh pekerja Ibukota adalah bekerja secara berlebihan melebihi waktu yang ditentukan untuk mencapai kesuksesan yang diharapkan. Fenomena ini dikenal dengan hustle culture. Dengan menerapkan gaya hidup ini, banyak aspek hidup yang menjadi terabaikan.
Budaya ini tentunya tidak bisa dibiarkan, karena akan memiliki dampak yang cukup buruk jika terus dilakukan. Ingin tahu apa saja dampak buruk hustle culture untuk kehidupan? Agar kamu tidak terjerat dalam budaya ini, pastikan kamu membacanya sampai habis ya!
-
Kehilangan Work Life Balance
Seseorang yang menerapkan gaya hidup sebagai hustle culture kehidupannya hanya akan diisi dengan bekerja sepanjang hari. Di antara waktu itu, masih banyak hal yang perlu diperhatikan – seperti kehidupan pribadi dan juga sosial. Seorang hustle culture akhirnya memiliki ketimpangan dalam hidupnya.
Kondisi inilah yang akhirnya akan membuat seorang hustle culture kehilangan work life balance dalam hidupnya. Sebagai manusia, kamu juga perlu beristirahat, bersosialisasi, bahkan me-time untuk membuat dirimu menjadi lebih baik. Selain pekerjaan, hal-hal ini tidak kalah penting dalam hidupmu, lho!
-
Kesehatan yang Terganggu
Jika berbicara tentang kesehatan, hal itu tidak meliputi fisik saja – namun juga mental. Seorang hustle culture tidak akan hanya memiliki gangguan kesehatan fisik, bahkan kesehatan mental pun dapat terganggu. Potensi kondisi tubuh akan drop sewaktu-waktu yang tidak diharapkan dapat muncul kapan saja karena kamu tidak memiliki waktu yang seimbang untuk beristirahat.
Bekerja dalam waktu yang panjang secara terus menerus tidak hanya akan membuat fisikmu lelah, namun dapat membuatmu rentan stres. Dalam jangka waktu yang panjang, hal ini dapat berpengaruh ke hal-hal lainnya.
-
Produktivitas yang Menurun
Hustle culture seringkali disalah artikan sebagai waktu produktif dalam bekerja. Namun, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Justru budaya hustle culture akan menurunkan produktivitasmu!
Pikiranmu diajak untuk terus bekerja dalam waktu yang lama dengan jeda yang sebentar – atau bahkan tidak ada jeda, hal ini justru membuatmu stres. Stres yang berkepanjangan akhirnya membuatmu burnout dan tidak bersemangat untuk bekerja. Tentunya kamu tidak ingin hal ini terjadi, bukan?
-
Menjadi Toxic untuk Lingkungan dan Diri Sendiri
Hustle culture membuatmu harus bekerja secara terus menerus melebihi orang lain yang bekerja denganmu. Apakah kamu tahu, bahwa hal ini akan menciptakan lingkungan kerja yang toxic? Hal ini dikarenakan ambisimu untuk mencapai puncak yang berlebihan akan membuat orang lain harus menyeimbangimu, maka kompetisi yang tidak sehat akan muncul.
Kamu juga menjadi toxic pada dirimu sendiri karena memaksa untuk terus bekerja tanpa batas untuk menuruti ambisimu. Cara yang buruk ini tidak hanya merugikanmu, namun juga orang lain.
-
Terfokus pada Kuantitas dan Mengabaikan Kualitas
Bekerja tanpa ingat waktu akan membuat mental dan fisik menjadi mudah lelah. Kondisi yang tidak prima ini bila terus diajak bekerja tentunya akan mempengaruhi kualitas kerjamu. Dalam kata lain, budaya hustle culture akan membuatmu mengabaikan kualitas kerjamu.
Hustle culture akan mendorongmu untuk bekerja pada kuantitas saja – menyelesaikan pekerjaan dalam jumlah banyak dalam satu waktu. Sedangkan output paling penting dari pekerjaan adalah kualitas. Tentunya kamu tidak ingin hal ini terjadi, bukan?
Setelah membaca artikel ini, kamu memahami bagaimana hustle culture berbahaya untuk kehidupan serta karirmu, bukan? Untuk itu, cobalah menerapkan kehidupan work life balance agar kehidupanmu lebih baik ya!